Goa Terawang Blora, Wisata Alam di Tengah Hutan Jati

Waktu itu saya dan suami menyempatkan mampir ke kota Blora di Jawa Tengah. Rencananya saya ingin mencari makam eyang kakung (kakek) dari pihak ayah, yang asli Blora. Saya tuh kehilangan akar asal-usul ras dan akar leluhur. Apalagi kami sudah lama menetap di Bandung.
Sebelumnya kami menyewa mobil, berangkat dari kota Solo, karena suami ada keperluan dinas dulu di kota tersebut. Bila melihat peta Google, kami jelajah dari Selatan ke arah Timur Laut, mampir sebentar ke Bledug Kuwu di daerah Purwodadi.

Kami rencananya hanya semalam di Blora, besok sore akan kembali ke Bandung naik kereta api dari kota Cepu.

Jelajah Singkat ke Goa Terawang, Blora

Sesudah sarapan kami janji dengan pa Sinyo, seorang driver yang kami sewa mobilnya. Rencananya akan menjemput dan mengantar ke makam kakek saya kira-kira pukul 7 pagi.
Ternyata pa Sinyo tahu makam yang kami cari. Sebelumnya kami cari di google map, tidak ada informasi tentang makam tersebut.

Jam 08:30 ternyata urusan ziarah sudah beres. Terus ngapain?
Ada obyek wisata apa sih di sekitar kota Blora?
Kata pa Sinyo, ada Goa Terawang di Kabupaten Blora, di tengah hutan jati, kira-kira 30 km dari kota Blora.

Oke. Kami ke sana.
Dengan catatan, jam 12 harus sudah ada lagi di kota Blora. Karena jam 15 harus cap-cus ke kota Cepu.

Kami menuju ke Barat ke arah kota Purwodadi lagi. Sebelumnya suami menyempatkan mampir ke sebuah toko mencari tongsis. Kan engga lucu, jalan-jalan berdua, foto-foto selalu sendiri-sendiri, karena gantian difoto.

Sepanjang perjalanan, pa Sinyo menceritakan perilaku orang Blora, kejujuran ala Nyamin zaman Belanda, hutan jati, pencurian kayu secara terstruktur dan masiv, dan ulat jati yang enak dimakan (huek…).

Mosok toh ya, ini cerita pa Sinyo loh ya.

Menebang pohon jati dengan mesin yang direndam air (engga tahu teknisnya), jadi suara mesin tidak berisik. Pencurian dilakukan malam hari, oleh warga se kampung. Ada yang bertugas mengecoh petugas wanayasa, ada yang menebang, ada yang mengangkut, dan ada yang mengepul.
Konon, pohon jati lingkaran besar laku hingga ratusan juta.
Maaf, ya, kalau ada warga Blora yang membaca blog ini. Saya dapat ceritanya belum diuji kebenarannya, sih.

Kira-kira 30 menit perjalanan, sampailah kami ke Goa Terawang.

Menurut publikasi pemerintah kabupaten Blora, Goa Terawang berusia sekitar sepuluh juta tahun. Dengan usia tersebut, kemungkinan menyimpan berbagai artefak prasejarah Blora.

Artefak prasejarah Blora mencakup berbagai temuan fosil gajah purba, alat-alat manusia purba, dan artefak lainnya yang ditemukan di sekitar daerah Blora, Jawa Tengah. Beberapa artefak terkenal termasuk fosil gading gajah purba, alat-alat batu seperti bola batu, dan berbagai fosil hewan purba.

Goa Terawang atau Goa Srawang merupakan objek wisata alam di Kecamatan Kecamatan Todanan, Desa Kedungwungu, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah. Gua ini terbentuk di daerah endapan batu gamping Pegunungan Kapur Utara. Terletak di kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan Blora, sekitar 35 kilometer arah barat Kota Blora.

Harga tiket masuk tidak mahal, waktu itu hanya Rp 7.000,- per orang dan mobil Rp 10.000,-
Ada beberapa arena bermain anak-anak di antara pohon-pohon jati.
Kami pun parkir dan menuruni anak tangga, kira-kira 15 meter ke mulut gua.
Ada monyet-monyet yang loncat ke sana kemari, bahkan ada yang duduk di motor yang di parkir.

monyet di atas motor
monyet di atas motor, sumber: hani
goa terawang, sumber: hani

Oh ya, sebelumnya kan kami googling dulu, seperti apa sih penampakan Goa Terawang ini?

goa terawang blora, sumber: wikipedia

Keren banget ada sinar-sinar yang menembus batu seperti itu. Itu sebabnya dinamakan Goa Terawang atau Goa Serawang, karena dari dalam gua kita bisa menerawang melihat ke luar.

Jalan setapak di dalam gua sebagian sudah disemen, tapi ada juga yang masih jalan tanah. Seluruhnya ada enam gua yang sambung menyambung. Rupanya yang menyebabkan ada sinar matahari masuk ke dalam gua, karena ada lubang terbuka alami di atas gua. Diameternya berbeda-beda. Jadinya di dalam gua tidak terlalu lembap juga.

lubang cahaya dari atas gua, sumber: hani

Di bagian akhir, di gua ke enam, sudah ada campur tangan manusia dalam mengemas gua. Saya lihat ada beberapa undak-undak sepertinya untuk duduk-duduk. Di beberapa tempat sepertinya ada bentukan batu, sepintas sih bentukan alami. Tapi kalau dilihat dari dekat, ini mah, semen buatan manusia.

di dalam goa terawang, blora, sumber: hani

Setelah puas melihat-lihat dalam gua, kami pun keluar lagi.

Sebetulnya selain Gua Terawang, ada gua-gua lain di sekitarnya, yaitu: Gua Kuncir, Gua Manggah, Gua Gombak, Gua Bebek, hingga Gua Macan.

goa terawang blora dan gua-gua lainnya
goa terawang dan beberapa gua lain di sekitarnya, sumber: hani

Bagi kalian yang senang dengan jelajah alam dan susur hutan, menantang sih keluar-masuk gua, karena setiap gua kan berbeda-beda bentuknya.

Kembali ke kota Blora saja. Perhitungan waktu, jam 11, sampai Blora pas jam makan siang.
Sampai di sini dulu kisah saya jelajah singkat di Goa Terawang Blora.

Menurut beberapa informasi di media online, Goa Terawang telah dikembangkan menjadi Goa Terawang Eco Park yang dikerjasamakan dengan mitra. Selain gua-gua alami tersebut, dibangun juga taman bermain anak, tempat makan dan ngopi, serta KM/WC umum.

Wisata ini dimiliki oleh Perum Perhutani KPH Blora berupa goa dengan buffer zone (zona penyangga) yang ada di sekelilingnya yang merupakan tegakan tanamam jati.

Tinggalkan komentar