Dalam sebuah keluarga, biasanya ibu yang didaulat menjadi menteri keuangan keluarga. Tidak selalu sih, tergantung kesepakatan antara suami-istri ketika membentuk keluarga. Ibu atau si istri memang seringnya lebih teliti mengatur keuangan keluarga yang berasal dari gaji suami atau gaji sendiri. Ada keluarga yang memisahkan pendapatan masing-masing antara suami dan istri, ada pula yang digabung dalam pos rekening.
Selanjutnya dibagi ke pos-pos pengeluaran rutin, misalnya tagihan rekening listrik-air-internet, kemudian tagihan uang sekolah anak, biaya sehari-hari belanja dapur, dan biaya-biaya lainnya.
Pada suatu acara sharing session yang diadakan oleh Hope Network dan PO1 Network, hari Rabu, 26 Oktober 2022, pukul 19:00-21:00 saya mendapatkan insight tentang mengatur keuangan keluarga dengan mudah.
Cara Mudah Mengatur Keuangan Keluarga
Ada dua narasumber yang berbagi tentang mengelola keuangan keluarga, yaitu bapak Dr. Stefanus Tan dan ibu Funny Ratnamati.
Dr. Stefanus Tan dengan semangat menjelaskan tentang konsep hidup sejahtera dan ternyata dalam keluarga sering terjadi kurangnya pengetahuan finansial, yaitu:
- Tidak tahu tentang dana darurat yang sehat
- Tidak tahu kesehatan keuangan yang tepat
- Tidak tahu cara berinvestasi yang tepat
- Tidak membedakan antara neraca & arus kas
- Tidak mampu membedakan antara aset & liabilitas
- Tidak tahu mengelola hutang yang sehat & tidak
Ternyata banyak hal yang tidak diketahui oleh istri sebagai menteri keuangan keluarga agar pengeluaran terjaga dan tidak lebih besar daripada pemasukan.
Memang sepertinya sepele, tetapi hal sekecil apapun kalau tidak diperhatikan akan menjadi membesar. Akhirnya keuangan keluarga bisa morat-marit.
Acara selanjutnya disampaikan oleh ibu Funny Ratnawati seorang konsultan keuangan di Bandung yang telah berpengalaman lebih dari 16 tahun.
Awalnya ibu Funny menceritakan pengalamannya ketika mulai membentuk rumah tangga. Sebagai ibu rumah tangga penuh beliau merasa kelimpungan karena gaji suami belum memenuhi kebutuhan rumah tangga. Ibu Funny pun mulai mencoba mencari penghasilan tambahan yang awalnya malah hanya sebesar Rp300ribu rupiah.
Sebelum mulai pemaparan ibu Funny mengedarkan kuesioner terlebih dahulu ke para peserta sharing. Ada sekitar 30 orang dari 42 peserta yang mengisi kuesioner tersebut.
Ada 8 pertanyaan yang diajukan dan ternyata ada 2 pertanyaan yang jawabannya tinggi prosentasenya, yaitu:
Lupa mencatat pemasukan & pengeluaran (arus kas)
Mengabaikan pengeluaran kecil
Kalau dipikir-pikir saya juga menjawab hal yang sama.
Saya mempunyai aplikasi untuk mencatat pengeluaran bulanan, melakukan pencatatan pemasukan tetapi seringnya lupa mencatat pengeluaran.
Apalagi di pertanyaan berikutnya yaitu ‘mengabaikan pengeluaran kecil’ itu sering banget saya lakukan.
Contohnya kalau saya naik mobil ke mana gitu, lalu parkir, biaya parkir 3000-5000 rupiah, hampir tak pernah dilakukan. Misalnya saja sepuluh parkir kan sudah 30-50ribu deh.
Belum lagi belanja kecil yang sepertinya murah di warung atau minimarket, itu pun sering tidak dicatat di pengeluaran bulanan.
Tips Kelola Keuangan Keluarga Bagi Ibu Rumah Tangga
Bagi ibu rumah tangga ini ada tips mengelola keuangan keluarga yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
1-Komunikasi Keuangan Bersama Pasangan
Dalam Undang-undang Perkawinan tahun 1974 dijelaskan bahwa “Semua harta dan utang yang dihasilkan setelah menikah menjadi milik bersama”.
Itu sebabnya apakah penghasilan dari suami saja atau istri juga turut andil harus dibicarakan bersama setiap rencana pengeluaran.
Ada suami yang memberikan sejumlah dana X setiap bulan untuk dikelola dan bila ada kekurangan istri bisa mencari tambahannya.
Tetapi ada pula yang penghasilan dari istri lebih besar daripada suami. Hal ini sebetulnya tidak menjadi masalah dalam keluarga, asalkan pasangan tersebut memang ikhlas dengan kondisi seperti itu.
Walaupun demikian sebaiknya memang rencana pengeluaran dibicarakan antara suami dan istri.
2-Membuat Catatan Pemasukan & Pengeluaran
Ibu Funny menjelaskan bahwa setiap pemasukkan dari suami dan istri disatukan dalam satu tabel pemasukkan. Teman-teman bisa memakai tabel Excel yang sederhana atau aplikasi keuangan sederhana yang bisa didownload di appstore.
3-Lakukan Evaluasi Bulanan
Ada rumus pengeluaran yang bisa kalian terapkan untuk mengelola keuangan keluarga yaitu rumus 10-20-30-40:
- 10% rekening kebaikan (amal, membiayai orang tua dll)
- 20% rekening masa depan (investasi & asuransi)
- 30% manajemen hutang
- 40% untuk biaya hidup
Manajemen hutang di sini adalah bila kita merencanakan membeli sesuatu sisihkan penghasilan kita sebesar 30%-nya. Hutang tidak berarti berhutang ke orang lain atau ke bank, tetapi untuk mengubah mindset saja, bahwa untuk mencapai target tertentu ada pengelolaannya.
Tetapi ada pula rumus 50-20-30, yaitu 50% biaya hidup, 20% tabungan-investasi-asuransi, dan 30% keinginan.
Pilih saja yang sesuai kesepakatan dalam keluarga, ya…
4-Mengelola Pengeluaran
Ibu Funny sempat menanyakan ke peserta, apa yang harus dikelola, pemasukkan atau pengeluaran? Hampir semua peserta menjawab “pengeluaran”
Jawaban tersebut ternyata benar adanya, karena sejatinya memang kita harus mengelola pengeluaran.
Paling penting kita membereskan dulu pengeluaran utama, cek mana yang tidak penting dan mana yang bisa ditekan.
5-Memiliki Rekening SIP & Dana Darurat
Rekening SIP adalah singkatan dari Saving-Investment-Protection
Saving tentu saja menabung, sedangkan investasi bisa berupa deposito, reksadana, saham, atau produk keuangan lainnya yang dijamin oleh OJK.
Protection bisa berupa produk asuransi yang bisa disesuaikan preminya dengan kemampuan keuangan keluarga. Asuransi banyak macamnya, ada kesehatan, pendidikan, tabungan hari tua, asuransi jiwa, dan lain-lain.
6-Menambah Sumber Penghasilan
Bila mengelola keuangan keluarga sudah dilakukan semaksimal mungkin tetapi masih ada kekurangan, mau tidak mau harus menambah sumber penghasilan keluarga. Bagi ibu rumah tangga sebagai menteri keuangan keluarga pun banyak cara untuk menambah penghasilan. Bisa dengan bisnis online, menulis artikel, content writer, bisnis kuliner, dan lain-lain.
Penutup
Menjadi menteri keuangan keluarga memang bikin pusing tujuh keliling. Sebagai seorang istri kadang tidak siap ternyata harus putar otak untuk mencukupkan kebutuhan keluarga yang membengkak dibanding dengan penghasilan yang stagnan.
Tetapi live must go on, bukan ibu pejuang namanya kalau tidak mendapatkan akal untuk mencukupkan semuanya, demi mendapatkan keluarga yang sejahtera.
Walaupun demikian jangan khawatir, ada Money Management Class yang akan diadakan tanggal 8-10 November 2022, buat teman-teman yang ingin belajar mengelola keuangan keluarga dengan tepat.
Semoga bermanfaat.