Berburu Barang Antik di Pasar Triwindu Ngarsopuro

Pada suatu hari seorang teman kuliah mau mantu di Solo, ngobrol di chat WA, jadilah beberapa orang sepakat hadir. Teman kami ini, Mas Dede, kebetulan rumahnya di belakang Pasar Triwindu Ngarsopuro, sebuah pasar antik terkenal sejak zaman dulu. Kami beramai-ramai menyempatkan mampir ke rumahnya dan blusukan juga ke pasar antik. Seorang teman bahkan mendapatkan alat cap batik bekas terbuat dari tembaga yang sangat cantik. Katanya akan dipakai sebagai elemen estetis pada interior.

Mengenal Sejarah Pasar Antik Triwindu

pasar triwindu ngarsopuro
pasar triwindu ngarsopuro

Menurut sejarahnya, Pasar Antik Triwindu sudah berdiri sejak 1939 yang menjual berbagai jenis barang antik yang cantik dan unik.

Pasar ini disebut Triwindu karena dibangun pada tahun 1939 oleh KGPAA Mangkunegara VII sebagai peringatan 24 tahun, atau tiga windu masa pemerintahannya. Windu sendiri artinya delapan tahun.

Koleksi barang antik yang ada di antaranya guci, piring antik, lampu, dan lain-lain. Pasar Triwindu terletak di tengah-tengah kota Solo, selatan kompleks Istana Mangkunegaran, tepatnya di Jalan Diponegoro, Keprabon.

Dulunya, awal keberadaan pasar barang antik tersebut di masa penjajahan Jepang. Saat itu, banyak bangsawan yang menjual benda-benda antik atau koleksi seni mereka, karena kesulitan ekonomi. Sehingga Pasar Triwindu menjadi salah satu pasar terpenting di Solo pada masa tersebut.

Kepemilikan los-los pasar ini sudah seperti rumah sendiri. Banyak pedagang yang merestorasi benda-benda kuno sehingga tampilannya lebih baik di depan los masing-masing. Tempat berjualannya pun sudah turun temurun dimiliki oleh ahli waris pedagang sejak awal Pasar Triwindu Solo berdiri.

Pada Juli 2008 lalu, pasar ini dipugar mengikuti arsitektur di sekitar Solo. Lahan berjualan yang tadinya hanya satu lantai sekarang dibangun bertingkat dua oleh pemerintah Solo, sehingga para pedagang yang tadinya berhimpit-himpitan mendapatkan tempat yang lebih luas dan nyaman untuk berjualan. 

Mengikuti peremajaan tersebut, nama pasar ini sempat berubah menjadi Pasar Windujenar, walaupun akhirnya, di tahun 2011 pasar kecil ini kembali ke nama sarat makna yang diberikan pada saat lahirnya, yaitu Triwindu.

Selayang Pandang Kampung Wisata Ngarsopuro

Awalnya saya rancu antara Pasar Triwindu dan Kampung Wisata Ngarsopuro, karena menurut peta google, lokasinya sama.

Jadi sebelum saya menjelajah ke dalam pasar, jajan dulu saja es puter yang merupakan jajanan tradisional setempat. Es-nya gurih berbahan dasar santan, dilengkapi tape singkong, tape ketan, dan potongan roti tawar. Harganya murah saja 8ribu rupiah kalau membayar memakai QRIS, tetapi 10ribu kalau tunai.

Sesudahnya saya jalan-jalan sampai ke belakang, menjumpai beberapa replika ornamen rumah tradisional mulai dari pernak-pernik hingga pintu rumah.

jajan dulu es puter di depan kampung wisata ngarsopuro

kampung wisata ngarsopuro
kampung wisata ngarsopuro

Setelah saya pelajari, ternyata perbedaan utama Pasar Triwindu dan Kampung Wisata Ngarsopuro adalah pada fungsi utamanya. Pasar Triwindu merupakan pasar tradisional yang menjual berbagai barang antik, replika barang kuno, aneka cendera mata. perkakas rumah tangga jadul, dan senjata tradisional seperti keris. 

pasar antik triwindu
barang-barang antik
sisi lain pasar triwindu
sisi lain pasar triwindu

Sedangkan Kampung Wisata Ngarsopuro lebih fokus pada wisata kuliner, pengalaman budaya, sejarah, dan berbagai aktraksi kreativitas lainnya.

Pasar Triwindu karena terletak kawasan Ngarsopuro, Solo, maka sering disebut Pasar Triwindu Ngarsopuro. Pasar ini beroperasi mulai pukul 09.00 hingga 18.00 WIB.

Di sisi lain, Kampung Wisata Ngarsopuro, areanya lebih luas daripada Pasar Triwindu, meliputi berbagai aktivitas wisata dan kuliner, mulai dari makanan ringan hingga hidangan utama. 

Tiap Jumat dan Sabtu malam, di sepanjang jalan Diponegoro, diadakan Pasar Malam atau Night Market Ngarsopuro yang dibuka mulai mulai pukul 17.00 WIB hingga 23.00 WIB. 

Biasanya diadakan juga berbagai atraksi budaya, panggung pertunjukkan, dan berbagai tenant UMKM yang ada di sekitar kota Solo.

Awal Februari yang lalu Night Market Ngarsopuro ini juga berbarengan dengan Mangkunegaran Night Market, juga menempati area yang sama, di jalan Diponegoro. Tetapi lebih luas hingga ke halaman luar Puro Mangkunegaran, yaitu Pamedan Mangkunegaran. Waktu itu pasar malam ini bertepatan dengan Tingalan Jumenengan, yaitu peristiwa sakral yang digelar setiap tahun di Pura Mangkunegaran untuk memperingati naik takhta KGPAA Mangkunegara X

Penutup

area di belakang pasar
area belakang pasar triwindu

Bagi kamu yang gemar untuk mengoleksi barang antik, maka Pasar Triwindu Ngarsopuro ini adalah surganya. Mulai dari kain batik kuno, lukisan, uang dan koin kuno, ornamen wayang di papan kayu antik, serta onderdil otomotif yang sudah langka. Hal yang menjadi keunikan dari pasar ini adalah kamu bisa memakai sistem barter dengan menukarkan barang antik yang kamu miliki dengan barang yang kamu inginkan sesuai dengan kesepakatan.

Kalau kalian jalan menyusuri jalan berupa gang di belakang Pasar Triwindu Ngarsopuro, kalian akan menjumpai Soto Triwindu nan legend, yang terkenal sejak zaman dulu. Soto berkuah gurih ini, soto disajikan dengan nasi putih, irisan daging sapi dan tetelan, taoge, seledri, dan bawang goreng.

Tempatnya kecil, tempat duduknya berupa bangku dan meja panjang khas warung. Karena Soto Triwindu merupakan satu-satunya dan tidak membuka cabang, maka bagi konsumen yang penasaran maupun langganan, disediakan bangku panjang untuk menunggu di tepi jalan gang di depan warung soto. Nanti ya, kapan-kapan mampir makan soto di sini…

Sumber:

Tinggalkan komentar