Penang Peranakan Mansion, Jejak Rumah Saudagar Masa Silam

Pulau Penang (warga lokal membacanya Pineng) pulau kecil seluas 1.046,3 km2 ini banyak menyimpan artefak sejarah. Setelah jelajah kawasan heritage di George Town, yang di peta, seuprit di ujung pulau, paling dekat dengan daratan Malaysia. Kami pun melanjutkan walking tour ke area Pecinan. Ada informasi tentang rumah tua peninggalan saudagar Tiongkok zaman dulu, yaitu Blue Mansion dan Peranakan Mansion. Informasi tentang waktu kunjungan ternyata lebih lengkap Penang Peranakan Mansion ini. Saya yang antusias dengan bangunan heritage, ya gas lah lanjut jalan kaki ke sana…

peta pulau penang
menuju kawasan pecinan
menuju kawasan pecinan

Apa itu Peranakan

Peranakan, merupakan istilah diperuntukkan bagi komunitas terkemuka yang dikenal juga sebagai Babas dan Nyonyas. Mereka adalah etnis Tionghoa yang melebur, istilahnya akulturasi, dengan budaya Melayu.

Istilah Peranakan umum digunakan di sekitar Semenanjung Malaka, yaitu di Penang, Malaysia, dan Singapura. Mereka mengadopsi budaya dari ras Melayu dan juga kolonial Inggris, dan menciptakan gaya hidup dan kebiasaan yang unik. Warisan budaya Peranakan bukan hanya pada bangunan atau style baju, tetapi juga pada kuliner dan bahasa.

Sejarah Peranakan Mansion

Penang Peranakan Mansion adalah rumah khas Baba, saudagar kaya di masanya seabad yang lalu. Peranakan Mansion dulu bernama Hye Kee Chan, artinya Sea Remembrance Hall, dibangun tahun 1890-an.

Rumah mewah ini dahulu milik kediaman sekaligus kantor Kapitan Cina bernama Chung Keng Quee. Awalnya Chung Keng Quee adalah anak petani dari provinsi Guan Dong di daratan Cina yang bermigrasi ke Penang, sama halnya dengan ribuan orang lain yang menjadi kuli tambang timah.

Chung Keng Quee terkenal karena beberapa metode penambangan yang menjadikannya pebisnis timah dan pemimpin organisasi rahasia Hai San di abad 19. Pada masa itu sudah biasa terjadi persaingan antar organisasi rahasia, bahkan sering menyebabkan bentrok dan kerusuhan.

Setelah berabad-abad kemudian, pewaris Peranakan Mansion memugar dan mengganti beberapa elemen bangunan yang mulai membusuk dan lapuk.

Rumah bergaya Straits Eclectic, awalnya dicat putih, menggabungkan desain Eropa dan Cina, dipenuhi dengan lebih dari 1.000 barang antik dan barang koleksi. Kalau diperhatikan rumah ini cukup unik, yang memiliki berbagai aliran arsitektur Tiongkok.

Mengunjungi Peranakan Mansion

masuk ke area mansion
pemilik rumah

Mengandalkan peta Google dan bantuan pocket wifi Mifi, tak sulit mencari Peranakan Mansion ini. Ada gapura yang dijaga oleh seorang penjaga. Poster sang pemilik rumah dan istrinya terpampang di sebelah pagar.

Ada beberapa bangunan di kapling yang kami tuju, sepertinya bangunan berwarna hijau yang merupakan Mansion ada di sebelah kiri, karena tampak orang ke luar-masuk.

Istilah “mansion” awalnya berasal dari Eropa dan sering digunakan untuk rumah besar milik bangsawan dan keluarga kaya.
Penamaan “mansion” ini mungkin juga merujuk dari istilah bahasa Inggris, mengingat Malaysia merupakan negara persemakmuran dengan Kerajaan Inggris.

Penang Peranakan Mansion sekarang berfungsi sebagai Museum dengan mempertahankan gaya khas, gaya eklektik (tiruan dan tempelan), menggabungkan panel kayu berukir Cina dan ubin lantai Inggris dan ornamen besi tempa Skotlandia.

Menurut beberapa penjelasan ada beberapa style arsitektur Cina di Peranakan Mansion. Saya tak terlalu ahli tentang arsitektur Cina, mungkin harus banyak mempelajari lagi, style-style yang dimaksud.

Setelah membayar biaya masuk Mansion & Museum, kami pun menikmati suasana rumah yang tampak rapi dan asri. Rumah ini dilengkapi dengan inner court (halaman dalam), sehingga bangunan dua lantai ini tetap baik sirkulasi udaranya dan tidak sumpek.

halaman dalam
inner court

Ruang bawah ada ruang makan besar dengan meja panjang lengkap dengan cutleries dan piring-cangkir porselen, seolah siap diadakan dinner dengan keluarga besar. Ukiran kayu unik ada dimana-mana.

Lantai bawah mansion berlapis ubin bermotif geometri nan rapi, yang berbeda setiap ruangan. Sedangkan lantai atas berlantai kayu.

Tampak tangga utama dengan pagar dari besi tempa. Besar kemungkinan tidak ada lagi tukang yang bisa meniru skill zaman itu.
Untuk menjaga pelestarian bangunan, tangga utama dari kayu yang indah itu tidak boleh dilalui. Untuk naik ke atas, kami harus naik dari tangga belakang, dengan terlebih dahulu melepas alas kaki.

kamar-kamar di atas

Di atas, beberapa kamar dibiarkan dalam kondisi semula, sampai bedak dan kosmetik zaman dahulu pun masih rapi di meja rias. Kamar-kamar tersebut ditata mengelilingi halaman dalam, sehingga kita bisa melihat ruang bawah. Tampak orang mulai berdatangan, dan suasana Museum mulai ramai.

Kamar-kamar di atas ini walaupun berlapis, pintunya banyak tetapi satu tarikan garis. Sehingga kita berdiri di ambang satu pintu, tampak pintu berikutnya.

rumah dengan banyak pintu

Dalam bayangan saya, rumah besar dengan kamar-kamar luas ini mestinya kalau anak-anaknya banyak, bisa main petak-umpet sepuasnya.

Ternyata dalam catatan sejarah putra Chung Keng Quee hanya seorang, dan meninggal muda. Dalam perjalanan waktu, Peranakan Mansion diambil alih pengembang, direnovasi, dan didedikasikan untuk pelestarian budaya Peranakan Penang.

Museum Peranakan Mansion

Di belakang mansion atau rumah utama ini ada dua bangunan lain yang hanya dipisahkan selasar tertutup, yaitu ruang sebagai museum dan dapur zaman dulu.
Museumnya hanya berupa satu ruangan besar yang ditata dengan beberapa lemari besar tertutup kaca, atau meja-meja pamer juga tertutup kaca di bagian tengah.

Isi lemari dan rak-rak ini merupakan pernak-pernik yang mencirikan budaya Cina waktu itu. Ada model kebaya, kalau di Indonesia bernama kebaya Encim. Berbagai taplak-taplak yang disulam indah dengan gaya sulam tusuk silang yang teramat kecil.

sulaman kristik dan sepatu perempuan

Mencuri dengar grup sebelah yang disertai guide, menurut penjelasannya, taplak-taplak tersebut merupakan hasil sulaman menantu perempuan untuk sang Ibu Mertua. Waduh, saya yang engga bisa menyulam, kayaknya auto didelete sebagai calon menantu deh…

Menarik perhatian saya adalah sederetan sepatu-sepatu kecil, yang aslinya bukan sepatu anak-anak. Seperti kita ketahui dulu di Cina, telapak kaki anak perempuan usia 8 atau 9 tahun diremukkan dan diikat, sehingga di usia dewasa mereka akan memiliki kaki yang kecil dan tertekuk. Cantik di masa itu adalah perempuan yang kakinya kecil.

Konon menurut sejarah, ada 1000 tahun zaman Kekaisaran Tiongkok, anak-anak perempuan disiksa seperti itu. Dan perlu berpuluh tahun untuk menghapus tradisi ini.

Selepas dari ruang pamer, kami masih lanjut ke bangunan sebelah, yaitu dapur. Peralatan dapur lengkap masa itu ada di sini. Panci-panci, alat masak, cetakan kue, hingga kompor berbentuk tungku masih ada dan dirawat bersih.

pintu masuk peranakan mansion

Penutup

Mengunjungi Penang Peranakan Mansion ini memberikan pengalaman tersendiri bagi kami. Membayangkan seperti apa rumah saudagar kaya raya di zaman tambang timah naik daun. Mungkin kalau di Indonesia mirip dengan orang-orang kaya di era jaya-jayanya tambang timah di Bangka-Belitung.

Bagi kalian yang ada kesempatan ke Penang, bisa sekalian jelajah ke Penang Peranakan Mansion:

  • Alamat: 29, Church Street, 10200 Penang, Malaysia
  • Jam buka: pukul 09:30 – 17:00
  • Tiket masuk: RM 20.00, anak-anak di bawah 6 tahun, free. Untuk rombongan lebih dari 5 orang disediakan tour guide, free.

Tinggalkan komentar