Pertama kali saya berkunjung ke Kompleks Keraton Yogyakarta waktu study tour SMP bersama rombongan sekolah. Kemudian ke Keraton lagi ketika kuliah lapangan zaman masih kuliah di Bandung. Waktu itu sambil mempelajari konstruksi atap pada bangunan-bangunan yang ada di Keraton.
Bagi teman-teman yang pernah berwisata ke sini akan menjumpai ada beberapa bangunan yang mirip tetapi fungsinya berbeda.
Kompleks Keraton Yogyakarta
Membahas keraton di Jawa Tengah memang unik, karena keraton di Surakarta maupun di Yogyakarta sejatinya dulu berasal dari satu kesultanan, yaitu Mataram Islam.
Sebuah perjanjian, bernama Perjanjian Giyanti membagi Kesultanan Mataram Islam menjadi dua bagian: Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.

Pangeran Mangkubumi adalah tokoh sentral dalam pendirian Keraton Yogyakarta. Setelah perjanjian Giyanti, beliau dinobatkan sebagai raja pertama Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono I.

Setelah perjanjian disepakati, Sultan Hamengku Buwono I memilih lokasi di wilayah hutan beringin (Paos) yang kemudian diberi nama Ngayogyakarta. Pembangunan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dimulai pada tahun 1755. Lokasi ini dipilih karena strategis dan memiliki nilai filosofis, terletak di antara Gunung Merapi dan Pantai Selatan Jawa, serta dilalui oleh dua sungai (Sungai Code dan Sungai Gajah Wong).
Dalam membangun keraton, Sultan Hamengku Buwono I menerapkan konsep tata ruang filosofis yang kuat. Kompleks keraton dirancang sebagai pusat pemerintahan, budaya, dan tempat tinggal keluarga kesultanan. Filosofi Jawa yang mendalam terwujud dalam setiap detail arsitektur dan tata letaknya.

Secara fisik di Kompleks Keraton Yogyakarta terdiri dari beberapa bangunan, yaitu:
- Pagelaran dan Sitihinggil Lor: Pagelaran dan Sitihinggil merupakan plataran pertama yang terletak tepat di sebelah selatan Alun-Alun Utara.
- Kamandungan Lor: Kamandungan Lor sering disebut Plataran Keben, karena terdapat beberapa pohon besar bernama pohon keben.
- Srimanganti: Bangsal Srimanganti yang saat ini berfungsi untuk mementaskan kesenian budaya Keraton Yogyakarta.
- Kedhaton: Kedhaton merupakan pusat dari kawasan Keraton Yogyakarta
- Kemagangan: Bangsal Kemagangan dahulu berfungsi sebagai tempat berlatih para Abdi Dalem.
- Kamandungan Kidul: Bangsal Kamandungan merupakan salah satu bangsal tertua yang berada di kawasan keraton.
- Sitihinggil Kidul: Fungsi Bangsal Siti Hinggil ini sebagai tempat para pangeran dan tamu-tamu Sultan duduk pada saat diselenggarakan upacara-upacara kebesaran.
Total luas wilayah keseluruhan keraton yogyakarta mencapai 144 hektar, yakni meliputi seluruh area di dalam benteng Baluwarti, alun-alun Lor, alun-alun Kidul, gapura Gladak, dan kompleks Masjid Gedhe Yogyakarta. Sementara luas dari kedhaton (inti keraton) mencapai 13 hektar.


Bangsal Srimanganti
Berkunjung Ke Kompleks Keraton Yogyakarta

Setelah kuliah lapangan itu saya pernah berkunjung lagi ke Keraton ini bersama keluarga. Seingat saya, anak saya yang waktu itu masih kelas 1 SD, bersin-bersin hebat dan matanya berair parah. Sepertinya alergi. Mungkin karena bangunan lama jadi ada partikel yang membuat alergi.
Nah, setelahnya masih beberapa kali sih kembali lagi mengunjungi keraton. Memang kalau ke Yogya tuh, selalu ingin menyambangi keraton, walaupun sebentar, dan bangunannya ya sama saja sejak dulu.
Mirip dengan Kasunanan Surakarta, halaman di kompleks utama ditutupi dengan pasir dari Pantai Selatan. Antara kompleks satu dengan lain dipisahkan oleh tembok cukup tinggi dan dihubungkan oleh Regol.
Daun pintu terbuat dari kayu jati yang tebal.

Bangunan-bangunan di Kompleks Keraton Yogyakarta terlihat bergaya Arsitektur Tradisional Jawa. Walaupun di beberapa bagian terdapat ornamen atau hiasan yang bercirikan Arsitektur Gaya Eropa bahkan Tiongkok.
Bentuk atapnya biasanya berupa atap joglo tanpa dinding yang disebut Bangsal. Sedangkan yang tertutup dinding dinamakan Gedhong (gedung).
Permukaan atap joglo berupa trapesium. Bahannya terbuat dari sirap, genting tanah, maupun seng dan biasanya berwarna merah atau kelabu. Atap tersebut ditopang oleh kolom utama yang di sebut dengan Saka Guru yang berada di tengah bangunan, serta tiang-tiang lainnya. Tiang-tiang bangunan biasanya berwarna hijau gelap atau hitam dengan ornamen berwarna kuning, hijau muda, merah, dan emas maupun yang lain. Untuk bagian bangunan lainnya yang terbuat dari kayu memiliki warna senada dengan warna pada tiang. Pada bangunan tertentu (misal Manguntur Tangkil) memiliki ornamen Putri Mirong, stilasi dari kaligrafi Allah, Muhammad, dan Alif Lam Mim Ra, di tengah tiangnya.
Tiap-tiap bangunan memiliki kelas tergantung pada fungsinya termasuk kedekatannya dengan jabatan penggunanya.
Kelas utama misalnya, bangunan yang dipergunakan oleh Sultan dalam kapasitas jabatannya, memiliki detail ornamen yang lebih rumit dan indah dibandingkan dengan kelas dibawahnya. Semakin rendah kelas bangunan maka ornamen semakin sederhana bahkan tidak memiliki ornamen sama sekali. Selain ornamen, kelas bangunan juga dapat dilihat dari bahan serta bentuk bagian atau keseluruhan dari bangunan itu sendiri.

Penutup
Teman-teman bila kalian akan berwisata ke Kompleks Keraton Yogyakarta untuk merasakan pengalaman mengenai sejarah dan kebudayaan Jawa. Pengunjung dapat menikmati gambar Keraton Jogja, melihat koleksi museum, serta menyaksikan pertunjukan seni tradisional seperti wayang kulit dan tari Jawa.
Berikut informasi Wisata Keraton:
- Jam operasional Kraton: 08.30 – 14.00 WIB (Senin – Kamis), 08.30 – 12.00 WIB (Jumat), dan 08.30 – 14.00 WIB (Sabtu – Minggu).
- Harga tiket Keraton: Rp15.000 untuk wisatawan domestik, Rp25.000 untuk wisatawan mancanegara (harga dapat berubah).
- Lokasi: Keraton Yogyakarta Jalan Rotowijayan Panembahan Kota Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bila diperlukan, kalian bisa dibantu oleh pemandu wisata bersertifikat yang akan mengajak menjelajahi Kompleks Keraton Yogyakarta ini. Bila ingin mengambil foto, pastikan mendapat izin dari pemandu, karena ada beberapa area keraton yang juga merupakan tempat tinggal keluarga Sultan Hamengkubuwono X. Tentu saja masih menjaga privacy sebuah rumah tinggal.