Naik Kereta Kabel ke Bukit Bendera Penang, Malaysia

Hari itu selepas jalan pagi di George Town Penang, Malaysia, lanjut jalan kaki ke area Pecinan, mengunjungi Penang Peranakan Mansion, masih cukup waktu jelajah ke satu tempat lagi di sini. Sesudah makan siang, kami memesan grab untuk membawa kami Bukit Bendera Penang, yang juga dikenal dengan nama Penang Hill.

Menuju Bukit Bendera di Penang

peta ke Bukit Bendera

Kalau dipikir, pulau Penang yang kira-kira lebih luas sedikit daripada Singapura. Sedangkan Singapura dibandingkan dengan tempat tinggal saya, luasnya gabungan Bandung dan Padalarang. Jadi kebayang sih, sebetulnya pulau Penang itu kecil. Penduduknya pun tidak sampai 2 juta jiwa.

Tapi, menariknya pemerintah setempat mengemas sedemikian rupa wisata di sana. Sehingga yang sepertinya tidak ada apa-apa, jadi diada-adain supaya ada moment atau event.

Seperti halnya Bukit Bendera Penang yang akan kami kunjungi. Sebetulnya bisa ke sana naik bus, tetapi dipikir naik grab sajalah. Ongkosnya juga hampir sama, dan tentu saja lebih nyaman.

Jarak dari Penang Peranakan Mansion ke Bukit Bendera, menurut google map adalah sejauh 10 km, waktu tempuh sekira 20 menitan.

Ketika kami sampai di sana, kira-kira lohor, banyak banget orang, terutama anak sekolah.
Waktu itu kami ke Penang pertengahan Desember, beberapa bulan sebelum Covid-19 mendera.

Lah, gimana nih? Kami tidak menduga bahwa suasana di Bukit Bendera bisa seramai ini. Kagok sudah sampai, akhirnya kami memutuskan lanjut saja jelajah kawasan.

Sejarah Bukit Bendera

Bukit Bendera Penang atau Penang Hill ini dinamakan bendera, karena di zaman kolonial, di puncak bukit sering dikibarkan bendera untuk berkomunikasi dengan kapal di pelabuhan.
Sama halnya dengan Indonesia yang dikuasai Hindia Belanda, maka Pulau Penang dikuasai oleh Inggris.

Selat yang memisahkan Pulau Penang dengan daratan Malaysia dari dulu sampai sekarang merupakan jalur pintas dari Asia ke Eropa. Itu sebabnya perlu komunikasi memakai bendera yang dinamakan semaphore. Bendera ini juga sebagai penanda ramalan cuaca bagi kapal-kapal yang sedang sandar.

Dulu, sekitar 1788, Bukit Bendera di Pulau Penang merupakan kawasan yang dimanfaatkan untuk penanaman strawberry oleh Francis Light, seseorang kapten dari koloni Inggris dan juga pendiri Penang.

Ketinggian mencapai 800-an meter di puncak Bukit Bendera ini menjadikan kawasan tersebut juga menjadi area perumahan untuk liburan dengan membangun bungalow.

Pencapaian ke area bukit dulunya hanya menggunakan kereta kuda atau berjalan kaki, kemudian sekitar 21 Oktober 1923 mulai dibuka Funikuler, yaitu kereta yang ditarik oleh kabel.

Sekarang Bukit Bendera menjadi area tujuan wisata favorit di Pulau Penang.

Antri Kereta Kabel

Waktu itu tertarik ke Bukit Bendera Penang karena sebelumnya browsing dulu, ada apa di Bukit Bendera ini. Kami tertarik karena ada foto kereta kabel yang berjalan di atas rel dalam posisi miring hampir 45 derajat.
Dari fotonya terlihat seru gitu, gimana duduknya kalau keretanya miring seperti itu, bukan?

Saya pernah juga naik kereta kabel di rel dengan kemiringan curam seperti ini waktu wisata ke Hong Kong. Hanya saja bedanya, kalau di Hong Kong, di tengah rel ada semacam gerigi yang menggerakan kereta untuk naik ke atas.
Sedangkan di Penang Hill ini ditarik oleh kabel.

Kagok sudah sampai ke Bukit Bendera, mosok kami engga naik ke atas, kan…
Walaupun lihat orang crowded banget.

antri tiket kereta

estimasi naik kereta

Maka suami pun ikut antri, sedangkan saya menunggu di pojokan.
Sebetulnya ada jalur cepat, dengan harga tiket berbeda. Waktu itu tiket jalur cepat tidak tersedia, mungkin saking penuhnya, engga efek juga mau cepat atau tidak.
Harga tiket @ RM30 pp.

Kami antri pukul 12:23, baru dapat tiket 13:00, itu pun masih harus antri lagi untuk masuk ke kereta kabel.
…dan kami betul-betul ada di dalam kereta pukul 14:45.

kereta yang dinanti
di dalam kereta

Rangkaian kereta kabel ini hanya satu kereta agak panjang. Mungkin kira-kira muat seratusan orang.
Waktu itu kereta penuh dan kami tidak dapat tempat duduk, jadi sepanjang perjalanan berdiri saja.
Sebetulnya pemandangan lumayan excited sih, melalui pepohonan teduh semi hutan.
Sempat berhenti di pos pemberhentian dan menaikkan penumpang lagi.
Konon mereka adalah pejalan kaki atau warga yang memang tinggal di Bukit Bendera, karena memang ada kompleks perumahan juga di Bukit Bendera.

Belum juga ngelamun, berusaha menikmati pemandangan, eh udah sampai dong. Mepet beberapa menit sebelum pukul 15, kami sudah sampai.
Huf…antri 1,5 jam, cuma buat perjalanan 15 menit tuh, kayak gimanaaa gitu.

sampaaaiiiii

Ngapain Aja di Bukit Bendera

Naik Kereta Kabel ke Bukit Bendera Penang, Malaysia
ini lah pemandangan ke selat dari atas bukit

Nah ini point pentingnya, ngapain aja di Bukit Bendera?

Sebetulnya standar aja sih wisata ke tempat seperti ini. Jalan ke spot-spot yang disediakan buat foto-foto. Ada Sky Walk, foto dengan frame love-love dan gembok di Lovelock. Spot dilukis oleh pelukis potret, melihat pemandangan ke arah kota, selat, dan ke seberang daratan Malaysia.

pemandangan
jalan-jalan di bukit

Informasi di internet, ada Masjid Bukit Bendera dan bangunan peninggalan era Kolonial Inggris. Tetapi waktu itu kami tak sempat jelajah lebih jauh, selain hari makin sore, belum shalat Ashar, dan mikir masih antri kereta lagi buat turun ke bawah.

Kebayang perjuangannya udah bikin mood down duluan.

antri lagi untuk pulang

Penutup

Kira-kira pukul 16, kami memutuskan cabut dari Bukit Bendera, dan mengulang lagi perjuangan antri walaupun tidak sepanjang waktu mau naik ke atas.
Mungkin karena orang masih mau bercengkerama dulu di atas dengan hawa yang lumayan sejuk.

Akhirnya kami tiba di bawah dan pesan grab pukul 16:30.
Ngobrol dengan driver bahwa kami antri panjang buat naik ke atas.
Tau gak, kata driver Grab, karena hari ini mulai libur anak sekolah menjelang akhir tahun.
Aduhlah, mana kita tahu kalau hari itu hari pertama libur sekolah.

Tau gitu kami engga ke Bukit Bendera loh. Waktu nyaris 4 jam tuh bisa ke tempat lain.
Ya sudah, itulah pengalaman kami naik kereta kabel ke Bukit Bendera di Penang, Malaysia.

15 pemikiran pada “Naik Kereta Kabel ke Bukit Bendera Penang, Malaysia”

  1. Wow ngantrinya lama ya mbak, sepertinya ini sebagian besar orang Indonesia yang rehat sejenak dari kegiatan berobat ke rumah sakit di Penang.
    Mungkin bisa lebih menarik kalau konsentrasinya dipecah dengan tetap mempertahankan Funicular. Jadi yang pengen naik ke atas Bukit Bendera bisa antri di satu mode transportasi yang sudah jarang di zaman sekarang.

    Balas
  2. Wah, bisa kebayang banget perjuangan antrenya Mbak Hani! Tapi seru juga ya naik kereta kabel miring gitu sambil lihat pemandangan Penang dari atas. Walau harus berdiri 15 menit, kayaknya tetap jadi pengalaman yang bakal dikenang lama. Thanks udah sharing, Mbak Hani. Jadi berasa ikut jalan-jalan ke sana.

    Balas
  3. Saya suka bagian, di mana penang ini tidak luas, tapi diada-adakan, maka jadilah tempat tujuan wisata yang menyenangkan.
    Dan perjuangan sekali naik kereta kabel itu ya Mbak. Antre naik dan antre turun juga. Mungkin Karena hari pertama libur anak sekolah. Tapi tetap seru pengalamannya di bukit Bendera, Mbak

    Balas
  4. Oho hari libur, pantesan penuh

    Saya lihat foto-fotonya meni pasesedek gitu, apakah nyaman? Ternyata …..

    Malaysia emang keren ya? Destinasi wisata digarap serius, sehingga walau “biasa-biasa” aja untuk ukuran keindahan alam Indonesia, tapi jadi menarik, salah satunya dengan fasilitas kereta kabel ini

    Balas
  5. Saya pikir kereta kabel yang mirip di TMII itu, ternyata keretanya panjang, ya.
    Saya belum pernah ke Malaysia, dan emang pingin bangeet naik kreta kabel itu deh.
    Sepertinya ini daerah dataran tinggi, ya, Bu.
    Viewnya Masyaallaah….
    Hijau sejauh mata memandang.
    Btw, durasi dalam keretanya berapa lama, Bu?
    Jangan sampe lebih lama antri daripada naiknya yaa, hheehe

    Balas
  6. Ya salam. Perjalanan 15 menit ngantrinya 1.5 jam. Alamak. Kalau saya udah langsung menyerah itu Mbak Hani. Tak koat saya tegak berlama-lama buat ngantri. Suka senewen akutu. Bawaannya pengen pipis aja hahaha. Daripada kereta begitu kenapa gak bikin funicular aja ya? Bikin berapa jalur gitu. Etapi funicular penumpangnya kedikitan sih.

    Saya tuh belum pernah menginjakkan kaki di Penang Mbak Hani. InshaAllah tahun ini pengen ke sana sekalian mau berobat. Penasaran saya dengan muralnya yang indah-indah dan warisan bangunan zaman penjajahan Inggris yang katanya keren-keren semua. Semoga bisa segera terealisasikan.

    Balas
  7. Nah, benar,,,, kadang tempatnya B aja, tapi diada-adain apa gitu, yang sebenarnya di tempat lain pun banyak. Tapi karena dikemas dengan baik, dipromosikan dengan gencar jadinya ramai kayak pasar.
    Kalau antri 1,5 jam naik cuma 15 menit ya pegel pastinya.
    Jadi ingat kalau pas nemenin anak ke wahana apa gitu, antrinya panjaaang dan lama, eh di dalam cuma mau main apa atau lihat apa yang sebenarnya enggak sepadan. Hiks

    Balas
  8. Mbak Haniiiii ! Foto-fotonya benar-benar menggoda—kombinasi kabut pagi, jalur kereta gantung vintage, dan panorama kota Georgetown membuat saya langsung berimajinasi sedang berada di sana!

    Kesan paling kuat bagi saya adalah suasana damai dan sejuk di puncak bukit, sangat kontras dengan keramaian di kaki bukit. Tips praktis tentang naik MRT (atau LRT + bus) dan estimasi waktu kunjungan di pagi hari sangat membantu bagi yang merencanakan trip sendiri. Plus, rekomendasi kafe sambil menikmati secangkir kopi dengan view kota—sempurna buat yang suka santai sambil mengejar foto cantik!

    Saya jadi ingin segera melengkapi rencana perjalanan ke Penang—dan tentunya menyempatkan diri menyusuri Bukit Bendera seperti yang Hani ceritakan. Semoga perjalanan berikutnya juga akan seasyik ini dan tak sabar menunggu cerita seru berikutnya !

    Balas
  9. Sepertinya kalau mau dapat pengalaman seru naik kereta kabel ini jadi pilihan ya, soalnya kalau antre cukup menyita waktu. Untung dapat pemandangan OK. Jadi tau di sekitar sana sepanjang jalan juga ada perumahan penduduknya ya, bukan sekadar wisatawan aja yang naik.
    Entah apa gak terlihat di foto atau gimana, tapi aku suka sih spot2 di Bukit Bendera-nya itu gak ada spot warna-warni norak ya? haha. Semua masih terlihat humble dan hijau2 yang ditata dengan baik.
    Semoga kapan2 bisa ke sana juga, thank you infonya 😀

    Balas
  10. Heuheu.. Pengalamannya seru Kak, karena ternyata bentrok sama liburan sekolah ya hehe. Kebayang dah antre dan padatnya oleh pengunjung. Berarti kalo ke Bukit Bendera Penang ini kudu ngecek dulu ya lagi musim liburan gak di Penang

    Balas
  11. Di mana-mana sama aja ternyata. Kalau lagi musim libur sekolah, mending gak ke tempat wisata dulu. Saya suka capek duluan sama keramaiannya hehehe. Noted banget nih. Kalau ma ke sana, ketika low season

    Balas
  12. Ternyataa.. se-rudet ituu yaa.. di Bukit Bendera.
    Tapi seruu siih… karena mengingat saat pandemi, semua orang hanya bisa bertahan di rumah. Aku jadi mensyukuri hal-hal sekecil, tempat wisatanya ramai yaa…
    Alhamdulillah wa syukurillah.

    Meski baru sedikit sekali explore, berarti masyarakat senang dengan jenis wisata seperti Bukit Bendera ini yaa..

    Balas

Tinggalkan komentar