Pada suatu hari kami mendapat undangan dari teman yang akan menikahkan putranya, tapi di Sunrise Hill, Bandungan, Kabupaten Semarang. Pikir-pikir ada objek wisata apa saja ya di Bandungan, Kabupaten Semarang? Ternyata tak jauh dari wedding event ada objek wisata sejarah, dan saya sudah lama ingin jelajah Candi Gedong Songo, yang konon merupakan sisa peradaban berabad yang lalu.
Saya pun membuat itinerary perjalanan dari Bandung, akomodasi, transportasi ke Bandungan, dan info kuliner yang ada di sekitar Candi Gedong Songo tersebut.
Daftar Isi
Sejarah Candi Gedong Songo

Kompleks Candi Gedongsongo awalnya ditemukan oleh Joan Gideon Loten, seorang pejabat administrasi Belanda di tahun 1740. Kemudian di tahun 1804, Sir Thomas Raffles menemukan situs tujuh kelompok bangunan, sehingga kompleks tersebut dinamakan Gedong Pitoe. Van Braam membuat publikasi tentang temuan ini di tahun 1825, kemudian dilanjutkan dengan tulisan tentang kawasan wisata pada tahun 1865 oleh Hoopermans dan Friedrich.
Situs ini tak hentinya diteliti, karena ternyata dijumpai sumber air panas yang dibangun oleh Knebel di tahun 1910 hingga 1910. Sedangkan pemerintah Belanda secara resmi melakukan penelitian dan pemugaran Candi Gedong I di tahun 1928 hingga 1929. Kemudian dilanjutkan dengan perbaikan Candi Gedong II pada tahun 1930-1932.
Asal mula situs dan latarbelakang tidak sepenuhnya diketahui. Dugaan sementara ini merupakan peninggalan wangsa Syailendra di abad ke-9 (tahun 927 M). Penduduk setempat sendiri menamakan kawasan ini Gedong Songo berasal dari kata gedong, berarti rumah atau bangunan. Sedangkan songo, berarti sembilan.
Pemerintah Indonesia melalui SPSP ( sekarang Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala) mengambil alih perbaikan pada tahun 1977-1983 untuk renovasi Candi Gedong III, IV, dan V. Perbaikan-perbaikan selalu dilakukan sejak tahun 2009 hingga sekarang, sehingga kawasan Candi Gedongsongo secara keseluruhan semakin menarik.
Renovasi Struktur Candi

Indonesia memang kaya akan obyek arsitektural. Tersebar di seluruh Indonesia berbagai artefak warisan sejarah budaya mulai dari peninggalan Hindu, Buddha, sentuhan gaya arsitektur Tiongkok, Mughal, arsitektur tradisional, Hindia-Belanda, hingga kontemporer.
Bila kita amati struktur bentuk candi secara umum, dapat ditilik terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan atap. Detail bagian kaki candi dapat dikenali melalui profilnya yang terdiri dari sisi genta dan pelipit lurus. Pada bagian luar tubuh candi terdapat relung-relung yang kemungkinan dahulu berisi arca. Sayangnya, sebagian besar ruang-ruang ini kosong, begitu pula bilik-bilik ruang dalam yang diduga dulunya berisi lingga-yoni.
Relung bagian luar berhias motif flora atau kadang kepala Kala, bentuk raksasa yang sering kita lihat pada candi Hindu. Atap candi bertingkat tiga, ada yang berhias ada yang polos. Sedangkan denah candi hampir seluruhnya berbentuk bujur sangkar, walaupun ada pula yang berbentuk persegi panjang. Dimensi candi bervariasi, lebar antara 4.5 – 9.5 meter, panjang antara 4.8 – 9 meter, dan tinggi candi antara 3 – 8.9 meter.
Wisata Candi Gedong Songo

Sejak kompleks Candi Gedong Songo direnovasi, maka pelataran candi lebih asri untuk dijelajahi. Wisatawan bisa jelajah Candi Gedong Songo dengan keindahan pemandangan alam di sekitar kawasan di lereng gunung Ungaran, pada ketinggian antara 1200-1400 m dpl, bersuhu 19-27 derajat C. Lokasi tepatnya kompleks Candi Gedong Songo terletak di desa Darum, Kelurahan Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, dengan koordinat pada koordinat 110º20’27’’ BT dan 07º14’3’’ LS.
Letak candi-candi yang telah dipugar tersebut tersebar di pelataran bukit yang saling berseberangan, dengan struktur bentang alamnya berundak-undak, seluas ± 177.240 m2. Ada dugaan tata letak candi yang tersebar dan ditempat yang bertahap semakin tinggi, tempat ini merupakan tempat ritual keagamaan.
Umumnya masyarakat adat setempat percaya dengan kekuatan alam dan teliti membaca tanda-tanda alam, bahwa tempat yang tinggi atau gunung merupakan tempat yang sakral. Hal ini juga saya jumpai waktu melakukan perjalanan ke Kampung Adat Bena di Flores, yang terletak di kaki gunung Inerie.
Jelajah Kawasan Candi Gedong Songo
Candi I

Untuk jelajah kawasan Candi Gedong Songo, wisatawan pertama menuju kawasan Candi Gedong I yang melalui gapura yang dibangun mirip candi di area masuk dan membayar tiket masuk. Di area masuk ini ada tempat pentas yang bersebelahan dengan komplek Candi Gedong I.
Candi II
Kawasan Candi Gedongsongo II terletak sekitar 500 meter dari Candi I dengan pelataran yang posisinya lebih tinggi daripada Candi I. Bentuk Candi dihiasi dengan kepala Kalamakara di pintu masuk. Candinya sendiri seolah berdiri di atas undakan seluas 2.2 m2, dan tinggi 1 meter.
Untuk mencapai Candi II, wisatawan bisa berjalan kaki atau naik kuda dengan jalur yang dibedakan.

Candi III
Di foto wisata jelajah Candi Gedong Songo, kawasan Candi III merupakan area yang terkenal. Candi III terdiri dari 3 buah candi, dua diantaranya mirip dengan dimensi yang agak berbeda. Ada beberapa patung-patung juga di sana, yang sering ada di candi-candi Hindu, misalnya Durga, Ganesa, pengawal Dewa Siwa Nandiswara dan Mahakala.
Pemandian Air Panas dan Uap Panas
Jelajah kawasan Candi Gedong Songo dapat kalian lanjutkan ke pemandian air panas, yang berasal dari sumber air panas di lereng Gunung Kendalisodo, anak Gunung Ungaran. Di sini terdapat kolam rendam, kamar mandi air panas, serta fasilitas penunjang lainnya.
Kalau tidak ingin berendam, bisa juga kalian foto-foto dengan latar belakang uap belerang, ciri khas sumber air panas di pegunungan.
Candi IV dan Candi V
Sebetulnya Candi IV dan V bisa terlihat dari lokasi Candi III, karena terletak di pelataran bukit yang berseberangan dengan pelataran Candi III. Untuk mencapai lokasi Candi IV dan V, harus menuruni lembah, kemudian naik lagi menapaki jalan menuju area yang dituju.
Dari pelataran Candi V, kita bisa kembali ke lokasi pintu gerbang melalui rute yang berbeda. Menurut catatan waktu di Google Map, teman-teman bisa mencek durasi perjalanan menapaki seluruh area percandian tersebut. Hanya saja, karena jalan setapaknya turun naik, harus siap dengan stamina yang baik dan cukup membawa air minum.

Penutup
Minggu pagi itu setelah menghadiri akad nikah di Sunrise Hill, Bandungan, kami hanya jelajah Candi Gedong Songo di area depan saja, karena rencananya akan melipir ke kota Salatiga.
Harga tiket tidak mahal, Rp15.000 untuk turis lokal dan Rp75.000 untuk turis mancanegara. Setelah membeli tiket kami melalui jalan setapak yang cukup lebar dan menanjak ke arah candi. Di sebelah kanan, jajaran warung-warung menjual camilan, gorengan dan minuman hangat.
Waktu itu kabut menggayut, tetapi sudah banyak wisatawan yang berkunjung. Kebanyakan sih, foto-foto sekitar candi. Untuk menuju pintu keluar ada jalan khusus memutar yang harus turun tangga dan melalui area penjual oleh-oleh dan warung makan.
Kami pun mampir sejenak membeli wedang ronde, minuman hangat khas Jawa Tengah.

Semoga bermanfaat.
Nikmatnya menyeruput wedang ronde di kala mendung syahdu ya Bu. Menikmati pemandangan candi Gedong Songo, warisan budaya yang masih terawat dengan apik. Saya belum sempat berkunjung ke sana saat ke Semarang tahun lalu
berkunjung ke tempat seperti ini jadi sekaligus belajar sejarah ya Mbak.
meski candinya sudah dipugar tapi tidak meninggalkan keaslian bangunannya ya, jadi lebih terawat malah kelihatannya ya.
kalau berkunjung ke semarang gak hanya berburu kuliner ya, bisa juga berburu sejarah di candi gedong songo terus rendaman air panas. wisata ya double – double ya gak perlu kemana-mana lagi untuk remaja jompo seperti saya, hehe. anak-anak juga pasti suka sih. saya salur dengan proses pemugaran dan sampai sekarang masih terjaga ya apalagi candi ini bisa dikatakan warisan sejak jaman dulu, abad ke 9, wow!
Dari semua candi yg ada di Indonesia, baru 2 candi yg pernah saya kunjungi, yaitu candi Borobudur dan candi Prambanan. Itupun sudah cukup lama, sekarang pasti makin banyak perubahan karena perbaikan.
Tahun 2022 saya berkunjung ke Semarang, tapi tidak sampai jalan2 ke candi Gedong Songo. Semoga bisa berkunjung ke Semarang dan sekalian ke candi ini.
Bagian paling menarik menurut saya adalah pemandian air panasnya. Apakah ini masih masuk ke kawasan candi III? Banyak yang berendam ngga Kak?