Kuliner Legendaris Kota Solo, Rasa Manis Menggugah Selera

Sebagai dosen tamu di sebuah institut seni di kota Solo, maka beberapa kali saya ikut mendampingi suami ke kota ini. Hampir selalu kami naik kereta api Lodaya dari Bandung ke Solo.
Dulu kami naik kereta malam, tiba di kota Solo subuh, langsung check-in ke hotel di seberang hotel. Nanti pukul 08:30 suami ke kampus, saya jalan-jalan saja menyambangi kota Solo, jelajah dari Museum ke Museum.
Akhir-akhir ini kami memilih naik kereta pagi sehari sebelum acara, jadi ada waktu sore dan malam jelajah kota Solo, tentu saja juga mencicipi kuliner legendaris kota Solo ini.

Walaupun kalau untuk beberapa orang, kuliner Solo cenderung manis, tapi menurut saya tidak semanis kuliner Yogya.
Lidah saya mungkin sudah terpengaruh lidah Sunda, yang kalau makan minumnya air putih atau teh tawar. Bukan teh manis.

Ngomongin soal kuliner legendaris kota Solo, di mana saja nih kita bisa mencicipi kuliner khas setempat?

Selat Solo

selat solo
selat solo

Pertama kali mencicipi Selat Solo nyata sekali bahwa kuliner ini perpaduan antara Jawa dan Belanda, karena hidangan ini dilengkapi dengan sejumput mayonese.
Soalnya kalau makanan khas Jawa Tengah engga pakai mayonese, tetapi kuat rasa manis yang diperoleh dari kecap.

Selat Solo diyakini berasal dari adaptasi hidangan Eropa, terutama biefstuk (steak) Belanda, yang disesuaikan dengan selera dan bahan-bahan lokal.
Selat Solo terdiri dari daging sapi has dalam yang dimasak semur, disajikan dengan sayuran rebus, kentang goreng, telur rebus, dan saus mayones yang khas.

Konon hidangan ini merupakan produk dari pertemuan dan rapat yang sering dilakukan oleh pihak Keraton dan pihak Belanda.

Restoran yang menjual Selat Solo yang ada di kota Solo, adalah:

  • Selat Solo Mbak Lies, letaknya di Jalan Yudhistira, tepatnya di Gang II No.42, Serengan, Solo.
  • Selat Solo Mbak Vien, buka mulai pukul 07.30-17.00, terletak di Jalan Hasanudin No.99 D/E, Punggawan, Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
  • Selat Solo Tenda Biru, lokasinya ada di Jl. Dr. Wahidin No.26, Purwosari, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57142. Tempat ini buka setiap hari dari pukul 08.00 WIB hingga 21.00 WIB.

Walaupun demikan beberapa restoran di Solo banyak juga yang menyajikan menu Selat Solo di antara deretan menu-menu lainnya.

Timlo Solo

timlo solo
timlo solo

Nasi timlo Solo merupakan kuliner yang sudah terkenal dan wajib dicoba ketika berkunjung ke Solo. Timlo adalah olahan sup dengan bahan yang unik dan kuah bening dengan rasa kaldu yang kuat. Kalian bisa menyantapnya dengan nasi terpisah atau tanpa nasi, karena di dalam sup sudah disertai mihun, suwiran daging ayam, dan telur. Di atasnya ditambahkan juga Sosis Solo, yaitu gorengan mirip lumpia terbuat dari campuran terigu dan telur yang didalamnya diisi suwiran daging ayam berbumbu.

Waktu kami ke Solo kami menemukan resto kecil tak jauh dari hotel tempat kami menginap di RM Timlo Solo, jalan Jend Urip Sumoharjo no 94.

Sate Buntel

Saya suka banget Sate Buntel, karena juicy dan makannya engga terlalu repot mengunyah. Sate Buntel adalah sate kambing terbuat dari daging kambing cincang yang dibungkus dengan lemak kambing.
Cara membuatnya, daging kambing dicincang, diberi bumbu, dikepal-kepal di tusukan sate lebar terbuat dari bambu, dibungkus lemak kambing lalu dibakar. Ketika dibakar sesekali dioles kecap.
Karena bentuknya lebih besar daripada sate biasa yang berupa potongan daging, maka yang membakar sate harus pinter, kalau enggak, dalemnya kurang mateng.

Sate Buntel enak banget disantap bersama nasi hangat, irisan bawang merah, cabe rawit, dan irisan tomat, lalu diberi kecap.

  • Sate Buntel bisa kalian dapatkan di Sate Kambing Pak H. Bejo cabang Lojiwetan
  • Kami pernah juga mencicipi Sate Buntel di Rumah Makan Tengkleng Mbak Diah di Laweyan.

Biasanya resto ya menyediakan tengkleng juga menyediakan Sate Buntel, tapi tidak selalu juga sih.

Tengkleng

Tengkleng Bu Edi, Pasar Klewer

Konon hidangan khas Solo ini muncul di zaman pemerintahan Hindia Belanda, ketika masyarakat kecil hanya mampu membeli tulang kambing dengan sedikit daging.

Tengkleng memang merupakan menu olahan tulang iga kambing, jerohan, kepala, atau kaki, yang diberi kuah berbumbu encer tanpa santan.
Dibandingkan dengan gulai, tengkleng lebih ringan bumbunya tapi lebih wangi rempah.

Resto khusus tengkleng ada juga yang menyajikan variasi olahan daging kambing lainnya, misalnya sate, gule, dan tongseng.

Tengkleng Bu Edi di seberang Pasar Klewer, Solo merupakan warung makan legendaris, yang orang rela antri dan ambil nomer seperti antri dokter, demi semangkuk nasi di alas daun kemudian disiram tengkleng berkuah.

Dawet Telasih

dawet telasih
dawet telasih

Saya pertama kali minum Dawet Telasih ini di Pasar Gedhe Hardjonagoro, sebuah pasar di Solo, yang menjual mulai dari kebutuhan sehari-hari, camilan, jajan pasar, dan minuman khas Solo.

Dawet Telasih terdiri dari campuran cendol, ketan hitam, telasih, mutiara, jenang sumsum, dan kuah santan yang biasanya juga diberi es batu. Sehingga walaupun minuman yang dihidangkan di mangkuk ini manis, tetap terasa segar.
Bila suka ada varian yang diberi tape dan durian.

Biasanya penjual juga menjual minuman sejenis bernama Es Gempol Pleret. Minuman ini bukan khas Solo, tetapi dari Jepara. Juga dihidangkan di mangkuk yang berisi gempol pleret, yaitu adonan kukusan terbuat dari tepung beras, yang diberi kuah santan encer, sirup, dan es batu.

Penutup

Warung makan yang menyajikan kuliner legendaris kota Solo biasanya sudah ada sejak puluhan tahun, kemudian dilanjutkan oleh anak keturunannya. Seperti halnya Es Dawet Telasih, sudah ada sejak tahun 1930-an. Kemudian Tengkleng Bu Edi yang sudah ada sejak tahun 1970-an.

Memertahankan rasa sehingga masih tetap favorit hingga puluhan tahun memang bukan perkara mudah. Karena dalam dunia kuliner, sering berlaku quote, beda tangan beda rasa.

Nah, teman-teman punya pilihan kuliner legendaris khas kota Solo lainnya?

Tinggalkan komentar