Bila di antara teman-teman ada yang lebih suka solo traveling, saya malah belum pernah jalan-jalan sendirian ke luar kota bahkan ke luar negeri. Kalau jalan ke mall atau keliling kota sendirian sih sering. Nah, kalau jalan-jalan bareng group traveling gini, menurut saya perlu menyusun anggaran traveling supaya terpantau dana yang terkumpul. Apalagi bila sistemnya mencicil atau menabung selama beberapa bulan sebelum berangkat.
Daftar Isi
Serunya Jalan-jalan Bareng
Kalau diingat-ingat saya mulai jalan-jalan bareng teman-teman tuh tahun 2009. Waktu itu dalam suatu acara reunian temen kuliah, keidean wisata ke suatu tempat bareng dan mengatur sendiri anggaran, pemesanan moda transportasi, akomodasi, konsumsi, dan printilan lainnya.
Saya dulu kuliah di jurusan Teknik Arsitektur, dari 75 teman sekelas, 14 di antaranya perempuan.
Walaupun saya suka jalan-jalan bareng, tetapi jujur, memang lebih suka dalam grup yang tidak terlalu besar. Antara 10-20 orang cukup sih, kita masih bisa saling kenal dengan sesama teman perjalanan. Selain itu koordinasinya masih lebih mudah daripada lebih dari 30 orang.
Sepertinya memang lebih sat-set kalau solo traveling. Malah ada teman bloger yang kalau jalan bersama grup jadi puyeng. Masalahnya saya engga punya pengalaman solo traveling. Zaman belum menikah aja studi tour bareng sekolah, orang tua saya waskat (pengaWASan meleKAT) banget. Sesudah menikah, waskat pindah ke suami deh…hehe…
Pertama jalan bareng teman kuliah waktu itu ke HongKong Macau, ber-11. Lalu tahun berikutnya ke Hanoi, bersembilan. Kemudian lanjut, saya lupa berapa orang, tapi tetep cewek-cewek semua, kami ke Padang-Bukittinggi.


Tahun 2015, kami ke Phnom Penh-Siem Reap, ber-30. Kalau ini teman kuliah sejurusan bareng suami/istri. Pasangannya ya ada yang teman sejurusan, ada yang seangkatan, macem-macem, intinya ada 15 couple.

Lalu pernah juga ber-21 cewek-cewek sekampus, ke Flores. Kami mengatur sendiri itinerary perjalanan, menyusun anggaran traveling, mulai dari browsing hotel, cari tiket pesawat, tempat-tempat yang mau dikunjungi, moda transportasi perjalanan darat, biaya makan, hingga dreskode.

Masih ada sih jalan-jalan bareng teman dalam kelompok kecil lainnya, tetapi sudah ada yang mengkoordinir, jadi saya tinggal transfer biayanya. Grupnya merupakan grup menulis buku hasil mengamati suatu objek atau kawasan yang dipilih.
Travel Groups Budget
Bila bepergian bareng teman yang mengatur semuanya sendiri, perlu diatur dengan seksama dan dikoordinasikan secara terperinci, yaitu:
Waktu
Di antara teman-teman, ada yang masih bekerja kantoran, ibu rumah tangga, mengajar, dan freelancer. Bagi yang kerja kantoran, harus dicek jatah cuti, sedangkan yang mengajar harus dicek jadwal di kampus, dan yang freelancer pastikan job-job ke klien sudah beres. Kalau ibu rumah tangga, ya pastikan nanti rumah beres ketika ditinggal.
Jadwal
Biasanya kami mengatur jadwal jalan-jalan berangkat hari Kamis dan pulang hari Selasa. Pertimbangannya bagi yang bekerja, hanya perlu cuti 4 hari, Sabtu-Minggu kan libur. Sehingga masih ada sisa hari cuti tahunannya untuk dipakai travelling ke tempat lain.
Budget
Pengaturan bugdet untuk laporan group traveling jalan-jalan terutama ke luar negeri maupun dalam negeri terbagi menjadi beberapa pos pengeluaran. Bisa dipecah seperti di bawah ini:
Air Fare

Air Fare adalah biaya pesawat terbang. Silakan disepakati bersama, apakah tiket pesawat akan masing-masing mencari sendiri, atau memesan melalui biro perjalanan. Dalam beberapa hal, memesan tiket melalui biro perjalanan kadang bisa murah karena rombongan. Sejak ada OTA (online travel agent), seringkali tiket pesawat berburu mandiri.
Waktu kami ke Flores, kami hanya menentukan titik kumpul di Maumere, jadi teman-teman berangkat dari kota masing-masing. Ada yang dari Bandung, Jakarta, Padang, Semarang, Makassar.
Kalau dari Bandung ya otomatis ke Bandara Cengkareng dulu.
Sedangkan ketika kami ke Ambon, titik kumpul di Bandara Soekarno Hatta-Cengkareng.
Akomodasi
Ketika kami traveling bareng ke Hong Kong ber-11. Di Hong Kong kami mencari apartemen, karena biayanya lebih murah daripada memesan hotel. Sedangkan di Macau kami booking hotel. Waktu ke Hanoi, kami bersembilan, sebagian menginap di rumah Riri, teman yang bertugas di negara ini, sebagian lagi di hotel.
Jalan-jalan kami ke Flores, itinerarynya diatur mulai dari Maumere lalu jalan darat ke barat, end point-nya di Labuan Bajo. Perjalanannya selama enam hari, jadi kami hampir tiap hari pindah hotel.
Pengaturan hotel untuk rombongan perlu diatur cermat, karena berkaitan dengan biaya per orang nantinya. Perincian biaya sekamar berdua tentunya beda dengan sekamar bertiga atau berempat.
Konsumsi
Untuk perjalanan yang diatur sendiri harus diperhitungkan berapa biaya makan sehari 3X di suatu negara atau kota.
Zaman sekarang lebih mudah mencari informasi tempat kuliner di suatu tempat termasuk informasi halal atau tidaknya.
Sukur-sukur, sih, ada saja, di antara kami yang sudah sukses, suka ada yang menraktir teman seperjalanan. Duh…ngarep banget…Banyak do’a aja, semoga teman seperjalanan sudah pada sukses, kan…
Transportasi
Transportasi adalah transportasi dalam kota suatu negara atau kota. Ketika di Hong Kong kami kemana-mana naik MRT, kadang-kadang naik taxi. Untuk taxi harus diperhatikan batas maksimum yang diizinkan. Beberapa negara menetapkan maksimum 3 orang per mobil.
Biaya Tour/ Kunjungan
Ada beberapa tempat yang kita harus membayar biaya masuk ke obyek wisata tertentu. Misalnya Museum, Teater setempat, atau ke obyek wisata tertentu.
Biaya Komunikasi
Biaya komunikasi bisa dipilih membeli kartu provider telepon dan internet di negara tujuan atau membeli paket roaming dari Indonesia.
Sekarang ini ada sistem sewa modem wifi atau e-card tanpa harus mengganti SIM card.
Biaya Tak Terduga dan lain-lain
Biaya tak terduga silakan diatur sendiri tiap peserta, tidak ada angka pasti. Ada yang lebih suka membawa uang cash mata uang setempat, ada pula yang lebih suka memakai kartu kredit.
Perhatikan pula nilai tukar di negara setempat. Di Macau, nilai mata uang negara tersebut tak begitu laku. Jadi lebih baik jangan bawa pulang ke Indonesia. Sedangkan menyeberang ke Hongkong, mata uang sudah beda lagi. Entah ya sekarang, apakah satu currency (Renmimbi, sesuai main land/ China daratan).
Demikian juga ketika kami ke Vietnam, nilai tukar Rupiah ternyata lebih tinggi daripada Dong.
Biaya tak terduga ini menolong banget misalnya ada kejadian tak terduga di suatu tempat.
Google Spreadsheet Untuk Mengatur Anggaran Traveling

Pertama kali menggunakan Google Spreadsheet untuk traveling, ketika membantu mengatur anggaran traveling ke Flores.
Grup kami batasi hanya 20 orang, karena nantinya ada acara naik kapal phinisi menginap semalam di perairan Taman Nasional Komodo.
Rencana perjalanan sudah disounding 6-8 bulan sebelumnya, jadi kami membuat skema mencicil untuk jalan-jalan ini.
Ditunjuk satu orang yang akan membuka rekening khusus jalan-jalan dan kami tinggal transfer ke rekening tersebut. Nanti teman yang sudah transfer akan screen shoot ATM dan update mandiri ke tabel Google Spreadsheet.
Kolom-kolom tabel bisa ditambahkan dengan kolom cicilan bulanannya. Sedangkan baris tabel diisi dengan nama teman-teman plus foto juga boleh.
Selama perjalanan di Flores ada yang landed-tour dan cruise dengan phinisi. Ada yang ikut dua-duanya atau ada yang landed-tour (perjalanan darat) saja. Tentu saja, biayanya berbeda antara yang ikut semua atau ikut sebagian.
Memakai tabel spreadsheet di laporan group travelling jadi terpantau semua, siapa biayanya berapa, cicilan sudah sampai mana.
Ketika saya membantu membuat tabel untuk perjalanan ke luar negeri, langkah ini pun saya pakai untuk data base teman-teman. Saya tinggal membuat tabel kosongnya, antara lain nama, alamat, nomor paspor, tanggal kadaluarsa, dan nama ahli waris terkait dengan asuransi perjalanan. Silakan teman-teman isi sendiri secara online.
Cara ini cukup praktis, kalau ada teman yang tanggal kadaluarsa paspornya mepet, saya mengingatkan supaya segera perpanjang paspor. Waktu kami ke Cambodia menggunakan agen travel untuk pemesanan tiket, jadi saya memberikan tabelnya saja ke agen. Hanya satu-dua teman yang membeli tiket sendiri, karena alasan extended, pulangnya mau mampir ke mana dulu.
Penutup
Apakah kalau jalan-jalan sendirian atau solo traveller juga membuat tabel Google Spreadsheet? Sepertinya sih tidak. Mungkin sebatas menabung dan membuat pos-pos pengeluaran saja.

Begitu pula ketika traveling bersama anak-anak atau berdua suami, saya hanya membuat catatan pengeluaran setiap perjalanan yang kami lakukan. Sering juga keputusan membelanjakan sesuatu ketika jalan-jalan berdasarkan situasi dan kondisi saat itu.
Mencatat setiap pengeluaran traveling, keuntungannya jadi punya perbandingan sebagai evaluasi. Misalnya ke Solo ngabisin biaya berapa, mengatur sendiri perjalanan, jalan bareng suami atau jalan bareng grup ber-15, berapa bedanya. Seperti itu sih…
Teman-teman yang sering jalan-jalan bagaimana? Apakah membuat catatan pengeluaran juga?