Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Flores

Selepas mengunjungi Danau Kawah Tiga Warna Kelimutu dan makan siang di Rumah Makan Pari Koro, Ende, lalu sholat lohor, kami mampir ke Rumah Pengasingan Bung Karno yang beralamat di jalan Perwira.
Setelah melalui berbagai tahap renovasi, Rumah Pengasingan yang dulunya milik Abdullah Amburawu, sejak tahun 2013 telah ditetapkan menjadi Situs Cagar Budaya.

Rumah Pengasingan Bung Karno tersebut sederhana, tidak besar, dan tampak terawat. Kusen-kusen dan kolom-kolom kayu pada dindingnya bercat hijau, sedangkan daun pintu dan jendela berwarna kuning.
Begitu kami masuk, diterima oleh penjaga Rumah Pengasingan dan kami mengisi buku tamu yang telah disiapkan.

Susunan ruangannya, ruang depan sebagai ruang penerima. Beberapa lemari kaca ditata dan berisi barang-barang peninggalan Bung Karno semasa diasingkan. Ada sendok-garpu, ceret alumunium, setrika besi, dan perabot rumahtangga lainnya.

Di dinding kanan tampak sebuah lukisan. Menurut bapak penjaga, lukisan tersebut Bung Karno sendiri yang melukis. Pada lukisan tampak semacam pura, ada bendera merah-putih di atap pura. Kemudian di latar depan tampak punggung 4 orang yang menghadap ke pura.

Menurut bapak penjaga, di rumah pengasingan inilah Bung Karno merenungkan Pancasila sebagai dasar-dasar negara nantinya. Empat orang yang menghadap pura tersebut melambangkan Indonesia didukung oleh 4 pilar agama besar yang ada di Indonesia, yaitu Islam, Katolik, Kristen, dan Hindu-Buddha. Di sisi kanan ada ruangan ruang tamu dengan meja dari marmer yang merupakan hadiah dari almarhum Hj. MH Rotta. Di belakang ruang tamu itu berada kamar tidur Bung Karno.

Masuk ke dalam di kanan-kiri ruangan terdapat ruang-ruang tidur yang diperuntukkan sebagai ruang tidur Bung Karno dan keluarganya. Pintu diarahkan ke belakang, ada halaman yang cukup luas, lebih luas sedikit daripada halaman depan. Terlihat sumur kuno yang masih memakai timba ada di halaman belakang.

Saya bersama Elly menyempatkan cuci muka sih memakai air sumur tersebut. Lepas dari kepercayaan ini-itu tentang air sumur tersebut. Bagi saya sih, cuci muka air sumur di tengah terik matahari menjelang sore, ya asyik-asyik saja, segar banget.

sumur tua
sumur tua
sumur tua
di depat situs rumah pengasingan, BUNG KARNO

Sejarah Pengasingan Bung Karno

Dr. (H.C) Ir. H. Soekarno, terlahir sebagai Koesno Sosrodihardjo, di Surabaya, 6 Juni 1901, adalah Presiden Pertama Republik Indonesia yang menjabat pada periode 1945-1967.
Perananan Soekarno sangat penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, terutama buah pikirannya tentang kemerdekaan Indonesia. Bersama-sama Mohammad Hatta beliau yang memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Beliau pula pencetus konsep dasar negara Indonesia yang dinamai Pancasila.

Masa mudanya Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin oleh Tjokroaminoto. Kemudian bergabung dengan organisasi pemuda yang diganti namanya menjadi Jong Jawa (Pemuda Jawa). Ketika melanjutkan pendidikan teknik sipil ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB), beliau juga banyak berinteraksi dengan tokoh-tokoh politik seperti Haji Sanusi, Ki Hadjar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo, dan Dr. Douwes Dekker.

Kiprahnya dalam komunitas yang menggagas kemerdekaan membuatnya mendirikan organisasi sebagai cikal bakal Partai Nasional Indonesia. Aktivitasnya di PNI menyebabkan ditangkap Belanda pada tanggal 29 Desember 1929 di Yogyakarta, dan keesokan harinya dipindahkan ke penjara Bantjeuy di Bandung.

Selanjutnya beberapa kali Soekarno dipindahkan ke penjara lain, antara lain ke Sukamiskin di tahun 1930. Kemudian dibuang ke kota Ende-Flores, dari tahun 1934 hingga 1938.
Perjalanan dari pulau Jawa ke pulau Flores memerlukan waktu selama 8 hari mengarungi lautan. Rupaya Belanda sengaja membuang beliau sangat jauh untuk meredam semangat memerdekakan diri yang menguat di kalangan pemuda-pemudi Indonesia. Beliau dibuang bersama istri beliau, Inggit Ganarsih, dan anak angkat berikut ayah mertuanya.

Tak cukup sampai di sini, pengasingan beliau masih berlanjut dengan menempatkan Soekarno di rumah pengasingan di kota Bengkulu, dari tahun 1938 hingga 1942. Setelahnya barulah Soekarno bebas di masa penjajahan Jepang.

Pendek cerita, seperti kita tahu Soekarno turut aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, di antaranya merumuskan Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, dan dasar-dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Soekarno pun menjadi Presiden pertama Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, didampingi oleh Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden.

Di kemudian hari, masih ada masa-masa Soekarno ditahan kembali di masa agresi Belanda yang tidak mengakui kemerdekaan Indonesia, yaitu di Berastagi tahun 1948 dan di Bangka tahun 1949.

Tinggalkan komentar