Wisata Kuliner Penang, Kaya Rasa Berbagai Etnis

Pulau Penang menurut sejarah ibaratnya “melting pot”, artinya berbagai ras bercampur di pulau ini. Sebagai pulau perlintasan kapal dagang dari Asia ke Eropa dan sebaliknya, maka gelombang imigran dari berbagai bangsa melakukan jual-beli di sini dan selanjutnya menetap. Mereka adalah para investor, pedagang, saudagar, pegawai pemerintah yang memboyong juga anggota keluarga mereka.
Pertama adalah gelombang imigran dari Eropa, menyusul saudagar Melayu dari Aceh, Minangkabau, Jawa, dan Bugis. Ditambah pula ras Melayu yang menyeberang dari Malaysia dan menetap di pulau Penang. Tak heran bila wisata kuliner Penang, kalian akan menemukan kuliner kaya rasa dari berbagai etnis, campuran kuliner Eropa-Cina-Melayu-India.

Pilihan Rasa Wisata Kuliner Penang

Pulau kecil bernama Penang ini mempunyai Bandara Udara bernama Bandara Internasional Bayan Lepas yang terletak di selatan Pulau Penang, sekitar 16 km dari George Town.

Bagi sebagian orang Indonesia, Penang sering menjadi tujuan berobat. Itu sebabnya ketika kami cek paspor di Bandara Soekarno Hatta, petugas imigrasi menanyakan, apakah kami ke Penang dalam rangka cek kesehatan atau hal lain. Begitu pula ketika mendarat di Penang, mendapat pertanyaan yang sama dari petugas imigrasi setempat.

Nasi Kandar

nasi kandar

Begitu tiba di Bandara Penang, kami dijemput oleh seorang dosen dari Universiti Sains Malaysia, kampus yang akan bekerjasama dengan kampus tempat suami mengajar. Waktu itu bertepatan dengan jam makan siang, sehingga kami diajak ke sebuah warung makan tak jauh dari bandara.

Restorannya sederhana, mirip warung makan, karena tidak ada dinding.
Sekilas, hidangan ini mirip dengan nasi campur atau nasi Padang di Indonesia, yaitu nasi putih, sayuran, lauk-pauk (ayam, daging, maupun ikan) dengan siraman kuah kari yang melimpah.

Makanan ini awalnya diperkenalkan oleh pedagang Muslim Tamil, dinamakan kandar, dari kata “mengandar” artinya dipikul di pundak. Karena dulunya cara berjualannya, nasi dan lauk-pauknya dijajakan dengan dipikul.

Char Kway Teow

Kalau di Indonesia, mungkin mirip kwee tiau, berupa mie pipih yang digoreng dengan api besar bersama pilihan udang, kerang, tauge, telur, dan daun kucai. Rasanya gurih, sedikit manis, dan ada sentuhan pedas.

Kuliner Seafood

Peta lokasi D’Seafood Paradise

Namanya juga pulau, dikeliling laut, tentu saja kuliner seafood jangan pernah dilewatkan.
Kami dijemput oleh tim dari kampus kemudian diajak ke sebuah restoran di tepi pantai bernama D’Seafood Paradise, terletak di Jalan Teluk Tempoyak, 11960 Batu Maung, Pulau Pinang, Malaysia.

Kalau di peta tempatnya agak di luar kota, dekat dengan Bandara Internasional Penang.
Karena waktu itu kami diundang untuk makan malam, jadi tidak terlihat pemandangan pantai dan lautnya. Samar-samar saja sih terlihat sampan dan terdengar deburan ombak.
Modelnya di sini, kita memilih berbagai hidangan laut yang tersedia kemudian pesan cara masaknya. Apakah mau digoreng, tumis kecap, bakar, dan lain-lain.

pilihan ikan segar
seafood
aneka masakan d’seafood paradise

Asam Laksa

Waktu itu dalam perjalanan dari studio keramik milik salah seorang teman dosen, di Balik Pulau mau kembali ke George Town.

Walaupun Penang berupa pulau kecil, ada bukit di tengah pulau setinggi 800-an meter. Sehingga bila keliling pulau Penang, ada satu tempat di sisi barat Pulau Pinang, yang secara geografis terpisah dari pusat kota George Town (yang berada di sisi timur pulau) oleh gugusan perbukitan dan hutan lebat yang membentang di tengah pulau. Makanya disebut Balik Pulau (di belakang pulau).

Kami mampir di sebuah kedai laksa sederhana di tepi jalan yang sesuai namanya, khusus menjual laksa.
Boleh dibilang laksa merupakan salah satu ikon kuliner Penang. Mi tebal disajikan dalam kuah asam pedas dari ikan kembung (mackerel), asam jawa, dan rempah-rempah aromatik seperti serai dan lengkuas, dilengkapi irisan nanas, mentimun, bawang, dan daun mint.

didila laksa dan semangkuk laksa

Sebetulnya saya penyuka laksa. Ternyata dibandingkan laksa Singapur, saya kurang cocok dengan Laksa Penang. Irisan bawang mentah berukuran besar keunguan, kok kurang cocok bagi saya, kuahnya terlalu asam, mungkin juga namanya Asam Laksa.
Tapi berhubung ditraktir oleh teman dosen, saya habiskan saja…

Vegetarian Food

Kami tidak sengaja makan siang di sebuah restoran Vegetarian di kawasan Pecinan ketika selepas mengunjungi Penang Peranakan Mansion.
Siang-siang, apalagi paginya kan habis jalan-jalan di kawasan bangunan heritage George Town, jadi jam laper-lapernya.
Tapi waktu itu tidak nampak ada restoran atau rumah makan di sekitar Mansion. Kalaupun ada, menilik areanya merupakan kawasan Pecinan, kami ragu mendapatkan rumah makan halal.

Di peta Google ada titik restoran vegetarian tak jauh dari Mansion. Dari namanya sepertinya restoran India.

pilihan menu
pilihan menu

Restoran ini menyajikan menu prasmanan, kami boleh memilih beberapa menu. Saya dan suami memilih mihun dan lauk-pauknya, gorengan dan tumis sayur. Biasanya kami memilih lauk yang berbeda, supaya bisa saling cicip.

makan siang vegetarian dan minuman dingin

Beberapa lauk gorengan yang kami pilih ternyata menipu mata, bentuk cincin yang terlihat lezat, ternyata paria goreng tepung. Tumis sayurnya pun kaya dengan bumbu khas India. Enak aja, sih, kami cocok-cocok saja dengan bumbu India atau Arab.

Kami ditawari pilihan minuman, suami memesan jus mentimun, sedang saya memesan Badam Milk (susu kacang almond) dingin. Ternyata ya…susu almondnya endez, lezat banged. Jauh lebih lezat daripada susu almond yang sering dijual di supermarket.

Tarif makan berdua waktu itu sekitar RM22.10.

Penutup

Pengaruh media sosial dan google review sangat membantu bila kalian berwisata di suatu tempat, terutama bila ingin mencari makanan halal. Pulau Penang yang terletak di Malaysia, ternyata bagi saya, tidak terlalu mudah mencari makanan halal yang cocok selera. Saya yang suka Chinese Food jadi ragu mau masuk ke restoran tersebut, walaupun beberapa kali melewatinya dan wanginya menyeruak. Salahnya lagi kami tidak tanya-tanya juga ke warga setempat.

Kalau hidangan lokal khas Melayu pastinya halal sih ya, tetapi bumbunya khas rempah kari mirip masakan Sumatera. Minumannya pun teh tarik yang legend. Tapi kan pengan nyoba juga hidangan lain…

Masih ada beberapa restoran dan warung makan yang kami kunjungi atau diajak oleh teman Malaysia. Sayangnya saya sudah lupa nama-nama tempatnya. Belum sempat juga mencoba resto-resto Western, mungkin saja ada semacam kuliner fusion ala Penang.

Saya share saja foto-fotonya untuk kenangan wisata kuliner Penang.

aneka kuliner Penang

Tinggalkan komentar